Kamis, 25 Oktober 2012

Reksis Tugas Pertemuan III

DISKUSI

1. Buat use case dari suatu permainan / game .


Setiap Use Case adalah suatu urut-urutan (sequence) transaksi yang saling berhubungan dan dilakukan oleh sebuah actor dan sistem dalam bentuk sebuah dialog. Use Case Diagram dibuat untuk memvisualisasikan/ menggambarkan hubungan antara Actor dan Use Case. Use Casediagram mempresentasikan kegunaan atau fungsi-fungsi sistem dari perspektif pengguna.
Use Case Diagram yang dibuat kali ini adalah sebuah diagram yang menggambarkan system penggunaan game bola Pantul. Pada diagram ini, kita hanya menggunakan satu buah aktor yang kita beri nama Pemain. Sedangkan use case yang digunakan ialah mencari new gamepause,exit,menampilkan bonus life, game over, dan next level. Pemain dalam use case diagram ini memiliki tiga hak akses saat akan memainkan game ini, diantaranya bisa melakukan tidakanberupa memulai permainan (New Game)berhenti sejenak (Pause), dan keluar permainan (Exit).


2. Modelkan pemrosesan data yang dapat terjadi pada sistem surat elektronik. Pisahkan antara pemodelan pemrosesan pengiriman surat dan penerimaan surat secara terpisah.




Rabu, 03 Oktober 2012

Reksis Tugas Pertemuan II







CARD SORTING
   Menurut Barrett dan Edwards (1996) card sorting adalah metode/teknik yang baik untuk pengumpulan   informasi   (knowledge   elicitation), dan   telah   digunakan   secara   luas dalam berbagai bidang ilmu seperti psikologi, Knowledge Engineering, Software Engineering dan Web Site Design. Dalam teknik pengumpulan persyaratan, metode card sorting merupakan metode yang  baik  dalam  pengumpulan  persyaratan  (Maiden  &  Rugg,  1996 Selain  merupakan  teknik yang  baik  dalam  proses  pengumpulan  informasi  dan  klasifikasi,  metode  card  sorting  juga merupakan  metode  yang  dapat  digunakan  untuk  mengetahui  pola  pikir  pengguna  (Nielsen  & Sano, 1995). 
   Setelah   pengumpulan   dan   klasifikasi   data,   metode   card   sorting   dapat   pula   di implemetasikan dalam pengurutan informasi secara terstruktur dalam bagian-bagian yang lebih spesifik  (Cavusoglu  et  al., sehingga  sangat  membantu  dalam  mengelola  bagian-bagian informasi atau konsep sebuah aplikasi (Faiks & Hyland, 2000).
   Dalam  sebuah  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Paul  Eccleson  dan  Christoph  Jakfeld (1992 metode  card  sorting  digunakan  untuk  merancang  sebuah  sistem  manajemen  informasi yang  mampu  melakukan  pelayanan  langsung  terhadap  konsumen. Card  sorting  digunakan dalam  pembuatan  basis  pengetahuan  tim  manajemen  pemesanan  di  Computer  Peripheral Bristol (CPB).




LADDERING
   Analisis laddering baru dapat dimulai setelah penulis melakukan wawancara dengan responden menggunakan metode laddering. Wawancara dengan menggunakan metode Laddering akan menghasilkan attributes, consequences, dan values (A-C-V) dari para responden. Analisis laddering adalah proses merubah A-C-V menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan melalui pembuatan implicit matrix dan hierarchical value map seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
   Laddering dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik wawancara yang mendalam antara seorang pewawancara dengan seorang responden (one on one) untuk membangun sebuah pemahaman tentang bagaimana konsumen mengartikan atribut dari sebuah produk menjadi suatu asosiasi yang berarti terhadap dirinya.  
     Langkah – Langkah dalam Metode Laddering
Metode laddering terdiri atas beberapa langkah, dimana keseluruhan langkah tersebut penting untuk menentukan orientasi persepsi dominan (dominant perceptual orientations) dari para konsumen. Secara umum, langkah – langkah tersebut terdiri atas:
1. Mengumpulkan attributes, consequences, values
2. Membuat implication matrix
3. Menyusun hierarchical value map (HVM)
4. Membuat summary of direct and indirect relations
5. Membuat partitions of chains
6. Membuat final ladder frequencies, dan menerjemahkan hasilnya